ROHUL, Dalam rangka mendukung program Presiden Republik Indonesia H. Prabowo Subianto dan program Bupati Rohul Anton, S.T, M.M serta Wabup H. Syafaruddin Poti, SH, MM yaitu Swasembada Pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Rokan Hulu (Rohul) gagas Musyawarah Penertiban Pemakaian Air Irigasi Usaha Budidaya Perikanan, bertempat di MDTA Baitul Ulum, Desa Suka Maju Kecamatan Rambah Samo, Rabu (04/06/2025).
Dalam kegiatan hadir PLT Kadis DKPP Zulfikar, S.P, Dinas PUPR melalui Kabid Pengairan Rasqi Rades, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura melalui Kasi Bidang Pangan Roni Gunawan, Balai Wilayah Sungai Sumatra III Nurwahidayah, Danramil 02 Rambah Kapten Armed Alza Septendi, Satpol PP dan 29 para budidaya ikan di aliran
irigasi Okan Samo Kaiti (Osaka).
PLT Kadis DKPP Zulfikar menyampaikan diskusi hari ini berfokus pada pemanfaatan air irigasi Osaka yang mengalir di Kecamatan Rambah dan Rambah Samo sepanjang 60 KM agar sampai ke ujung hilir irigasi untuk pengairan persawahan.
“Sesuai dengan fungsi utama irigasi osaka ini adalah diutamakan untuk sawah, namun seiring berjalanya waktu daerah hilir irigasi tidak teraliri air yang membuat aktifitas pertanian menjadi terganggu”. ucap Zulfikar.
Zulfikar lanjut menyampaikan air irigasi juga dimanfaatkan sebagai saluran irigasi untuk kepentingan budidaya perikanan yang dialiri oleh warga sekitar irigasi sehingga debit air berkurang membuat bagian hilir tidak mendapatkan aliran air.
“Kita tidak melarang budidaya perikanan, tetapi penggunaannya harus sesuai aturan. Irigasi utama adalah untuk pertanian, khususnya tanaman pangan, diskusi hari ini juga untuk mencari solusi terbaik antara budidaya ikan dan pertanian.” ujar Zulfikri.
Kabid Pengairan Dinas PUPR Rohul Rasqi Rades juga menyampaikan setelah dilaksanakan peninjauan di lapangan, selain air yang digunakan untuk budidaya perikanan, lantai yang keropos termasuk juga penyebab debit air menjadi berkurang.
“Dengan Kecamatan Rambah dan Rambah Samo menjadi daerah pengembangan sawah terbesar di Rohul yaitu sekitar 750 Hektar, permasalahan air irigasi harus segera diselesaikan untuk mendukung swasembada pangan”. terang Rasqi.
Kegiatan ditutup dengan musyawarah dengan kesepakatan.
1. Pengelola kolam budidaya ikan yang menggunakan air irigasi Osaka meminta waktu penertiban air karena benih telah ditaburkan di kolamnya.
2. Pengelola kolam sepakat akan menggunakan ukuran paralon standart yang dianjurkan untuk menghemat air.
3. Pihak terkait akan mengatur penebaran benih ikan sehingga dapat mengontrol jumlah air yang dibutuhkan
Sumber : Diskominfo Rohul
Editor : Irfan Syah
إرسال تعليق