TANGERANG SELATAN – Ratusan keluarga yang telah puluhan tahun bermukim di kawasan Terminal Roksi, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, kini hidup dalam bayang-bayang ketidakpastian. Isu penertiban yang kian santer merebak menghantui rumah-rumah mereka, memicu keresahan mendalam di tengah masyarakat.
Meski menyadari status tanah yang mereka huni adalah milik pemerintah, warga yang tergabung dalam Paguyuban Warga Roksi Ciputat memilih jalur musyawarah. Mereka menegaskan tidak menuntut hak kepemilikan tanah, melainkan mendesak adanya ruang dialog yang terbuka sebelum tindakan penertiban diberlakukan.
Ketua Paguyuban, Stefanus Tarigan, mengungkapkan kegelisahan ini kepada awak media pada Selasa (3/6/2025). Ia menyesalkan sikap Pemerintah Kota Tangerang Selatan, khususnya Dinas Perhubungan (Dishub) yang dianggap paling berwenang, yang belum merespons upaya baik warga untuk berdialog.
Kami sadar tidak memiliki kewenangan atas tanah ini. Tapi kami ingin didengar, duduk bersama untuk menyampaikan kegelisahan kami. Tiga kali kami kirim surat permohonan audiensi ke Dishub Tangsel, tapi sampai hari ini belum juga ditanggapi, ujar Stefanus dengan nada getir.
Ia mempertanyakan kepedulian pemerintah terhadap warganya sendiri, yang selama ini aktif berkontribusi dalam dinamika sosial dan politik daerah. "Apakah karena kami rakyat biasa, jadi tak layak berdialog? Apakah suara kami hanya dibutuhkan saat pemilu dan pilkada, lalu dilupakan setelah pesta politik usai?" tanyanya, mencerminkan kekecewaan mendalam.
Stefanus mengingatkan, warga Roksi Ciputat adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah Tangerang Selatan. Mereka telah mendukung penuh kepemimpinan mulai dari dua periode Airin Rachmi Diany, hingga kini di bawah kepemimpinan Wali Kota Benyamin Davnie dan Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan.
Kami tidak keberatan jika harus pindah. Tapi berikan kami kesempatan untuk berdialog. Jangan gusur diam-diam tanpa mendengar jeritan kami, tegas Stefanus.
Warga berharap adanya itikad baik dari pemerintah untuk segera membuka jalur komunikasi. Hal ini penting agar proses penataan kota dapat berjalan harmonis, dengan tetap menjunjung tinggi aspek sosial dan kemanusiaan. Mereka menekankan bahwa bukan pendatang musiman, melainkan bagian integral dari masyarakat Tangsel yang telah lama hidup berdampingan dan berkontribusi nyata bagi pembangunan kota.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan terkait permintaan audiensi dari Paguyuban Warga Roksi Ciputat. (Aman)
إرسال تعليق