Tangsel  - Duh, kayaknya drama PPDB di Tangerang Selatan masih belum kelar nih, gaes! Kali ini, warga RW 10 Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, bener-bener gerah dan all out sampai nekat nutup akses jalan menuju tiga sekolah negeri di lingkungan mereka. Ini bukan cuma soal macet, tapi ini protes keras soal sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang mereka nilai gak berpihak ke anak-anak lokal. Haduh, kok bisa gini sih?!

Blokade jalan ini udah dimulai sejak Kamis, 4 Juli 2024, dan dampaknya langsung kerasa banget ke aktivitas belajar-mengajar di SMAN 6, SMPN 4, dan SMPN 17 Tangerang Selatan. Kebayang dong, pagi-pagi mau ke sekolah malah dihadang barikade warga? Fix bikin kepala pusing! Ketiga sekolah ini emang posisinya di jalur akses yang sama di area Pamulang Permai, jadi kalau satu jalan ditutup, semua kena imbasnya.


Ada kabar baiknya dikit nih. Meskipun awalnya tiga sekolah kena, blokade ke SMPN 4 udah dibuka setelah pihak sekolah mau dengerin dan nyepakatin beberapa tuntutan warga. Lumayan lah ya, satu udah clear. Tapi, jangan seneng dulu, akses menuju SMAN 6 masih tetep tertutup rapat! Warga masih tegang nunggu tindak lanjut dari Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Yah, PR-nya masih panjang.


Aksi ini dipimpin langsung oleh Ketua RW 10, Bapak Suhendar Wijaya. Beliau jelasin, awalnya warga support banget sama keberadaan sekolah-sekolah ini. Bahkan, pas lagi bangun dulu, warga tuh ikut bantu secara sukarela, tanpa pamrih! Ini nunjukkin gimana tulusnya niat warga pengen anak-anak mereka bisa sekolah dekat rumah.


Nah, ini dia intinya! Warga ngerasa aturan teknis PPDB, kayak Juknis atau Juklak, udah nggak relevan lagi kalau implementasinya malah mengusir hak masyarakat setempat buat sekolah di lingkungannya sendiri.


"Kami bukan tidak paham aturan, tapi aturan itu tidak adil. Gembok ini adalah bentuk perlawanan kami yang kecil, agar pemerintah mendengar," tegas Pak Suhendar pada Sabtu, 5 Juli 2025. Jleb banget kan kata-katanya? Ini bukan soal gak ngerti aturan, tapi soal keadilan dan nurani.


Surat keberatan udah dikirim langsung ke Gubernur Banten. Harapan warga sederhana banget: mereka pengen ada kebijakan baru yang bisa mengakomodasi aspirasi lokal, terutama di sistem zonasi sekolah negeri.


"Harapan kami sederhana, anak-anak kami bisa bersekolah di tempat terdekat. Logika dan nurani seharusnya jadi dasar kebijakan, bukan sekadar angka dan sistem," kata Pak Suhendar, yang jelasin bahwa ini bukan cuma soal teknis, tapi soal kemanusiaan.


Ternyata, aksi protes kayak gini bukan yang pertama kali di Tangsel! Sebelumnya, akses menuju SMAN 3 Tangerang Selatan juga udah ditutup warga sejak 3 Juli 2025. Meskipun aparat Satpol PP udah turun tangan, warga tetep kekeuh nggak mau buka portal jalan sebelum ada kejelasan dari pemerintah. Ini nunjukkin kalau isu PPDB ini emang jadi bom waktu di Tangsel, dan warga udah mulai gerah banget! *Aman*


Mau Bisnis Kalian Makin Cuan? Pasang Iklan di Sini!
Bagi yang ingin memasang iklan di media kami dan bikin brand kalian makin dikenal di kalangan netizen Tangsel dan sekitarnya, bisa langsung menghubungi tim marketing kami yang super responsif: +62895405768564 atau langsung klik aja link ini biar auto terhubung: https://wa.me/62895405768564! Jangan sampai ketinggalan opportunity emas ini!


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama