Tangsel, – Gila sih! Suasana di Pamulang kemarin, Kamis, 3 Juli 2025, mendadak chaos gara-gara emak-emak dan bapak-bapak di Jalan Pamulang Permai Barat 1 ngegembok total akses masuk ke SMAN 6 Tangsel. Bukan cuma itu, spanduk gede bertuliskan 'Penutupan jalan sementara. Akses ini ditutup karena sistem penerimaan siswa mengabaikan hak anak-anak kami bersekolah di lingkungan sendiri' juga dibentangkan. Fix, ini sih bentuk protes keras!

 

Jadi gini gaes, aksi penutupan jalan ini dipicu oleh Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 yang dianggap ngawur. Salah satu warga, Bapak Suhendar, curhat kalau ada 9 anak dari lingkungan sekitar SMAN 6 yang nggak diterima di sekolah itu. Padahal, rumah mereka cuma sepelemparan batu, alias super dekat! Ada yang cuma 7 meter, ada juga yang 100 meter doang dari gerbang sekolah. Gimana nggak ngamuk coba?

"Kami lakuin ini karena terpaksa. Dari awal sekolah ini berdiri, anak-anak kami yang tinggal di sini malah nggak pernah diterima bersekolah di SMA 6," kata Pak Suhendar dengan nada kecewa.

Beliau juga nambahin, udah bolak-balik ngomongin masalah ini ke pihak sekolah, tapi sampai sekarang belum ada win-win solution. "Walau cuma jarak 100 meter, bahkan 7 meter, nggak diterima. Ini sudah kami sampaikan ke sekolah, tapi nggak ada titik temu," tegasnya. Bikin gregetan, kan?

 

Masa Depan Pendidikan di Pamulang: Kapan Drama Ini Berakhir?

Aksi penutupan ini jelas jadi tamparan keras buat sistem pendidikan kita. Warga berharap, pihak SMAN 6 Tangsel bisa jadi corong aspirasi mereka ke Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Mereka cuma pengen satu hal: aturan PPDB yang merugikan warga sekitar diubah!

"Kami berharap kepada pihak sekolah untuk menyampaikan ke pihak yang lebih tinggi lagi, agar peraturan seperti itu yang merugikan warga sekitar dirubah," ujar Pak Suhendar. "Agar kami diberikan kesempatan bisa bersekolah di sini dibandingkan yang jauh-jauh," pungkasnya, dengan harapan besar agar anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan di sekolah terdekat.

Ini bukan kali pertama kejadian begini, lho. Dari pengamatan kami, masalah serupa sering banget muncul tiap PPDB, khususnya di SMAN 6 dan SMAN 3 Tangsel. Sepertinya, sudah saatnya ada gebrakan besar dan perubahan sistem yang fundamental agar masalah klasik ini nggak terulang lagi di masa depan. Harus ada solusi permanen, jangan cuma tambal sulam!

 

Menanggapi aksi protes ini, Kepala SMAN 6 Tangsel, Bapak Yanto, langsung pasang badan. Beliau janji bakal mengawal aspirasi warga ini sampai ke Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Bahkan, nama-nama siswa yang zonk nggak keterima itu juga bakal dilampirkan.

"Kami telah menangkap apa yang diaspirasikan. Kami siap menyampaikan aspirasi ke Dinas Pendidikan Provinsi. Saya minta pengajuan surat dan dilampiri data siswa," tandas Pak Yanto, menunjukkan komitmennya untuk membantu.

 

Mau Bisnis Kamu Makin Ngehits? Iklan Aja di Sini!

Buat kamu yang punya produk atau jasa keren dan pengen makin dikenal banyak orang, yuk pasang iklan di media online kami! Dijamin murah, efektif, dan targetnya pas! Nggak pake lama, langsung aja kontak kami di nomor ini: 62895405768564 atau klik link WhatsApp ini: https://wa.me/62895405768564. Jangan sampai oportunity ini lewat gitu aja! Buruan!

 

 

 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama