TANGSEL – Harapan 150 calon siswa, termasuk 17 dari Tangerang Selatan (Tangsel), buat lepas dari jerat kemiskinan mendadak terancam. 

Gimana enggak, rencana pembukaan Sekolah Rakyat 33 yang seharusnya dibuka pada 30 Juli 2025, mendadak diundur hingga 15 Agustus 2025.

Penundaan ini bikin para siswa resah dan bertanya-tanya, "Jadi sekolah, enggak, sih?"

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Deden Apriandhi, menjelaskan kalau penundaan ini cuma karena renovasi gedung di Balai Latihan Kerja (BLK) Serpong belum kelar. "Awalnya direncanakan mulai 30 Juli, tapi karena masih banyak perbaikan, mundur ke tanggal 15 Agustus. Insyaallah sudah bisa jalan," katanya saat meninjau acara di SMAN 6 Tangsel, Senin (4/8/2025).

Deden memastikan, meski molor, semua persiapan sudah matang. Lebih dari 30 guru sudah siap, fasilitas bakal beres sebelum hari-H, dan jumlah siswa tetap 150 orang. Beberapa siswa memang mundur, tapi sudah ada penggantinya dari berbagai daerah.

17 Siswa Tangsel Masuk Kategori 'Miskin Ekstrem'

Dari total siswa, 17 di antaranya emang berasal dari Tangsel. Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Tangsel, Yasir Arafat, bilang kalau mereka ini dipilih super ketat dari Data Terpadu Sosial Nasional (DTSN). "Desil satu itu yang paling ekstrem, misalnya tidak punya rumah," jelas Yasir.

Proses seleksi dilakukan langsung di lapangan oleh tim Dinsos Tangsel. Uniknya, dari tujuh kecamatan, cuma Setu dan Serpong yang enggak punya siswa yang lolos kriteria.

Gara-gara Ditunda, Mental Siswa Drop

Kabar penundaan ini bikin para siswa gelisah parah. Mereka takut program ini batal. Yasir Arafat sampai turun tangan buat nenangin. Ia mengaku, ada tekanan sosial dari tetangga dan teman sebaya yang bikin siswa minder. "Secara psikologis dampaknya cukup besar. Ada tekanan sosial yang membuat mereka makin gelisah," katanya.

Makanya, Dinsos bareng para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) rajin menyambangi para siswa. Tujuannya cuma satu, biar mereka tetap semangat dan enggak down nungguin pembukaan sekolah.

Nggak Cuma Jadwal, Lahan Juga Jadi Problem Berat!

Ternyata, masalahnya bukan cuma jadwal yang molor, tapi juga lahan. Wakil Gubernur Banten, Achmad Dimyati Natakusumah, blak-blakan kalau gedung BLK Serpong itu cuma dipinjam. "Untuk bangun Sekolah Rakyat secara permanen, perlu lahan minimal 7 hektare, dan itu sulit di Tangsel," ujar Dimyati.

Ia berharap Kementerian Sosial bisa bantu, tapi syaratnya tetap harus ada lahan yang memadai. Jadi, operasional sekolah ini masih bersifat sementara.

Dengan waktu yang tinggal hitungan hari, semua pihak berharap tanggal 15 Agustus bisa jadi titik balik buat 17 siswa Tangsel yang tergolong miskin ekstrem. Ini bukan sekadar sekolah, tapi kesempatan emas untuk mengubah takdir mereka. *Aman*

(bagi yang ingin memasang iklan di media kami bisa langsung menghubungi: 62895405768564 atau https://wa.me/62895405768564)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama