Tangsel - Teater selama ini selalu dianggap serius: panggung, naskah panjang, dan suasana kaku. Tapi sekarang, teater berubah total di tangan anak muda. Jadi nggak cuma di gedung, teater melebar ke layar ponsel lewat TikTok dan Instagram yang penuh video pendek kreatif dan seru.

Fenomena ini bukan cuma tren sementara. Banyak komunitas teater kampus dan daerah pakai medsos buat ngenalin karya mereka. Dari potongan latihan, monolog satu menit, sampai parodi karakter klasik, semua meramaikan timeline. Terlihat simpel, tapi itu gerbang generasi Z kenal teater lewat dunia digital yang mereka jago.

Dari Panggung ke Scroll Feed

Dulu promosi teater pakai poster dan undangan resmi. Sekarang, cukup sepotong video di TikTok bisa nonton ribuan orang dalam hitungan jam. Grup teater juga bikin konten ringan dan lucu, kayak Romeo-Juliet versi bahasa kekinian, yang bikin semua penasaran, “Kalau yang sekilas aja seru, gimana versi aslinya?”

Jadi, teater tetap punya jiwa, cuma panggungnya pindah ke mana aja, termasuk layar ponsel 6 inci kamu.

Anak Muda Bawa Semangat Baru

Anak muda tuh jago bikin konten menarik, lucu, dan gampang dishare. Makanya, “teater digital” mulai naik daun. Banyak pelajar dan mahasiswa yang awalnya cuma cari hiburan, malah makin serius mendalami seni peran.

Di kota-kota besar kayak Jakarta, Yogya, dan Bandung, tren ini malah naikin minat teater konvensional. Komunitas yang dulu sepi, sekarang rame anggota baru karena ngintip cuplikan di medsos. Beberapa grup teater kampus juga kelola media sosial dengan konten mulai dari serial video pendek sampai behind the scenes pementasan.

Media Sosial Jadi Panggung Baru

Ada yang bilang teater di medsos kurang dalam, tapi digitalisasi justru buka pintu buat lebih banyak anak muda kenal seni teater yang sebelumnya terasa jauh. Video monolog yang dulu cuma di gedung kesenian sekarang bisa viral dan ngerangkul banyak penonton.

Dari Layar ke Panggung Asli

Gak cuma nonton video, banyak yang akhirnya dateng langsung ke pertunjukan teater. Interaksi online berubah jadi pengalaman nyata. Media digital bukan musuh teater, tapi jembatan buat bikin seni ini semakin dekat ke anak muda.

Teater Pindah Panggung

Pada akhirnya, keberadaan teater di dunia digital bukan ancaman, tapi peluang besar buat bertahan di era baru. Dari panggung kayu ke layar kecil, dari naskah panjang ke video satu menit, jiwa teater tetap sama: ungkapin perasaan terdalam manusia. Siapa tahu, dari video TikTok sederhana, muncul aktor keren masa depan. Intinya, teater nggak hilang, cuma pindah panggung.Alif Bintang Wicaksono (Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Pamulang). (Aman)

 


Post a Comment

أحدث أقدم