ROHUL – Warga Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) sempat dibuat heboh sekaligus bangga oleh kemunculan seekor lumba-lumba di Sungai Batang Lubuh atau Sungai Rokan Kanan. Fenomena alam langka itu menjadi perhatian luas karena sungai tersebut selama ini dikenal hanya sebagai habitat ikan air tawar dan jalur perlintasan kapal kecil.
Kemunculan mamalia laut yang dikenal cerdas itu bahkan viral di media sosial dan menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Bupati Rokan Hulu, Anton, ST, MM, turut membenarkan keberadaan lumba-lumba tersebut dan mengeluarkan imbauan tegas kepada masyarakat agar menjaga serta tidak mengganggu satwa yang diduga tersasar jauh dari habitat aslinya. Saat itu, lumba-lumba tersebut diharapkan menjadi simbol keasrian Sungai Rokan Kanan.
Namun, kegembiraan tersebut tidak berlangsung lama. Pada Senin pagi, 15 Desember 2025, lumba-lumba yang sempat mencuri perhatian publik itu kembali viral, kali ini dalam kabar duka. Mamalia laut tersebut ditemukan terdampar dan telah meninggal dunia di pinggiran Sungai Batang Lubuh, tepatnya di kawasan Dusun Surau Munai, Kecamatan Kepenuhan Hulu.
Penemuan ini sontak menimbulkan kesedihan dan tanda tanya besar di kalangan masyarakat. Belum diketahui secara pasti penyebab kematian lumba-lumba tersebut. Dugaan sementara mengarah pada faktor kelelahan akibat menempuh perjalanan jauh dari laut, perubahan kualitas air, hingga kondisi lingkungan perairan sungai yang tidak sesuai dengan habitat alaminya. Penyebab pastinya masih perlu kajian lebih lanjut dari pihak berwenang.
Menanggapi laporan tersebut, Bupati Rokan Hulu, Anton, ST, MM, segera memberikan instruksi agar bangkai lumba-lumba ditangani dengan cepat dan tepat.
“Saya meminta masyarakat segera menguburkan ikan (lumba-lumba) itu. Jangan sampai dibiarkan membusuk di air karena dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan bau,” ujar Bupati Anton melalui pihak terkait.
Instruksi tersebut langsung ditindaklanjuti oleh perangkat desa bersama masyarakat setempat. Proses penguburan dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan disaksikan langsung oleh Camat Kepenuhan Hulu, Junaidi, S.IP, M.Si, serta Kepala Desa Kepenuhan Hulu, Nurhadi.AS.
Kematian lumba-lumba ini menjadi pengingat pahit bagi masyarakat Rokan Hulu. Peristiwa tersebut bukan sekadar berakhirnya kisah seekor satwa langka yang tersasar, melainkan juga menjadi refleksi pentingnya menjaga ekosistem sungai. Tragedi ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya kebersihan dan kelestarian perairan, agar biota sungai maupun satwa langka yang melintas tetap dapat hidup dan lestari di masa mendatang.
Sumber : Kominfo
Editor : Irfan Syah

إرسال تعليق