Tangerang, 6 Juli 2025
– Halo, Sobat Gen Z se-Tangerang Raya! Lo pada inget kan Sabtu, 6 Juli kemarin
ada event seru banget di Semanggi Center, Jl. Pendidikan, Cikokol? Yup,
apalagi kalo bukan "Pamuning Solam Vol. 166" alias Pasar
Muda Mudi Sore Sampai Malam yang lagi hits banget itu! Nah, di tengah
kemeriahan pasar, ada satu penampilan yang bener-bener bikin mata melotot dan
hati tergerak: kolaborasi epik antara Puisi Jalanan Gelap dan Sirkus
Perkusi!
Bayangin, guys! Di
bawah temaram lampu senja hingga gelapnya malam, Sirkus Perkusi hadir
dengan konsep musik yang unik banget. Mereka bukan cuma mainin alat musik
biasa, tapi alat-alat "retro" alias barang-barang bekas yang disulap
jadi instrumen berbunyi, ngasih vibe yang beda dan bikin penasaran. Kerennya
lagi, mereka ditemenin sama maestro dan seniman legendaris yang udah nggak
asing lagi di telinga kita: Om Edi Boneski! Duh, perpaduan yang pas
banget kan?
"DIJAJAH BANGSA
SENDIRI": Suara Hati yang Mengguncang Jiwa
Di momen yang penuh
energi itu, Puisi Jalanan Gelap membawakan karyanya yang bikin merinding,
berjudul "DIJAJAH BANGSA SENDIRI". Puisi ini bukan cuma
deretan kata, tapi tamparan keras buat kita semua.
Berdiri di tanah
kebangsaan, bergelar demokrasi, dipimpin oleh tikus
yang mengagung-agungkan bumi yang indah tapi tidak dalamnya hancur
lebur tersisa buih-buih sejarah.
Puisi ini ngebuka mata
kita tentang realitas yang kadang pahit. Pertanyaan-pertanyaan tajam
dilontarkan, bikin kita mikir:
“Dimana keadilan
sebenarnya?” “Dimana burung yang selalu dijunjung
tinggi itu?” “Dimana semboyan yang ia bawa di kakinya?”
Puisi ini juga nyentil
banget soal isu-isu krusial yang lagi viral di negara kita: data pribadi yang
disebarluaskan, pelecehan yang terjadi terang-terangan, sampai soal ijazah yang
jadi perdebatan.
“INI ASLI TUAN, INI
ASLI PUAN, IJAZAH SAYA ASLI”
Potongan lirik itu
terasa banget nendang dan mewakili keresahan banyak orang. Gimana fitnah
bertebaran, hukum yang tumpul ke atas tapi tajam ke bawah, seolah keadilan cuma
mitos.
Mencuri bawang dibalas
perang berdarah, Ketika hukum jadi pedang yang tak
seimbang.
Di penghujung puisi,
ada ajakan sekaligus peringatan keras:
“DIMANA GARUDA YANG
GAGAH ITU?” Apa ia menunduk? Apa ia
sembunyi? Atau sudah dikendalikan tikus-tikus got itu?
Hy bung… lihatlah
negaramu sekarang Aib-aib yang dulu kau tutup kini
dibongkar terang-terangan. Hy bung… kau sudah tak lagi dijajah bangsa
lain, Tapi lihatlah, kau dijajah oleh bangsa sendiri.
Penampilan ini sukses
bikin suasana Pasar Muda Mudi jadi lebih "dalem" dan penuh makna.
Kolaborasi Puisi Jalanan Gelap, Sirkus Perkusi, dan Om Edi Boneski ini
bener-bener jadi bukti bahwa seni itu nggak cuma buat hiburan, tapi juga bisa
jadi media buat menyuarakan kebenaran dan menggugah kesadaran. Top banget deh!
*Aman*
Bagi yang ingin
memasang iklan di media kami, bisa langsung menghubungi: 62895405768564 atau https://wa.me/62895405768564
Posting Komentar