Kab Tangerang– Duh, ini sih potret miris banget, gaes! Warga Kampung Sepatan Tengah RT 001 RW 005 Desa Pondok Jaya, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, lagi nelangsa parah. Kenapa? Karena setiap hujan deres dikit, kampung mereka pasti banjir! Udah kayak langganan musibah gitu. Yang bikin makin nyesek, mereka udah kebingungan banget mau ngadu ke siapa, sampai-sampai udah bosen lapor ke pihak desa tapi gak ada tanggapan sama sekali! Duh, sedih banget kan?
Usut punya usut, biang kerok banjir di Sepatan Tengah ini jelas banget: solokan air di sana udah gak berfungsi alias mampet total! Parahnya, mampetnya itu karena jalur solokan udah ketutup sama bangunan rumah.
Coba bayangin, gimana air mau ngalir kalau jalannya udah ditembok? Ini sih problem klasik tapi fatal banget dampaknya.
Warga sebenarnya pengen banget ngadu, tapi bingung channel-nya kemana. Mereka udah nyoba lapor ke Pemerintah Desa Pondok Jaya, tapi hasilnya? Nol besar! Bahkan, udah sampai bosen lapor saking gak ada respons positif. Nah, ini yang bikin warga bertanya-tanya, "Kemana sih dana desa yang katanya buat pembangunan infrastruktur? Kok solokan di sini dibiarin gini?" Pertanyaan ini auto bikin mikir keras!
Ini dia ironinya, gaes! Lokasi Kampung Sepatan Tengah ini padahal deket banget sama Kantor Kecamatan Sepatan dan Pasar Sepatan. Ibaratnya, cuma sepelemparan batu. Tapi, deketnya lokasi ini kayak gak ada artinya kalau masalah banjir gak juga diselesain. Warga ngerasa jarak itu gak menjamin suara mereka didengar.
Warga Sepatan Tengah secara tersirat menyuarakan keresahan mereka, "Totok Bupati Kabupaten Tangerang, Totok DPRD Kabupaten, Totok DPRD Provinsi, Totok DPRD RI, Kemana ya?........." Ini adalah sindiran pedas yang langsung nembak ke atas! Mereka ingat banget, pas lagi minta suara buat pemilihan, para pejabat ini rajin banget turun ke bawah, blusukan, salam-salaman, senyum manis. Tapi, kalau sudah jadi? Lupa sama orang bawahan, apalagi sama Dapil (Daerah Pemilihan) mereka sendiri! Skakmat banget nggak sih?
Ini bukan masalah baru kemarin sore, gaes. "Setiap hujan di sini pasti banjir," artinya masalah ini udah kronis dan berulang terus-menerus. Sejak solokan ketutup rumah, dan mungkin udah bertahun-tahun gak ada penanganan serius dari pihak terkait, banjir jadi momok rutin bagi warga Sepatan Tengah.
Jelas, warga Sepatan Tengah butuh solusi konkret dan tindakan cepat! Mereka nggak butuh janji manis atau alasan klasik. Yang mereka mau adalah:
Pengerukan/Normalisasi Solokan: Solokan yang ketutup rumah itu harus dibebaskan dan dinormalisasi agar air bisa mengalir lancar. Ini butuh koordinasi antara Pemdes, Kecamatan, dan mungkin Dinas Pekerjaan Umum setempat.
Mekanisme Pengaduan yang Jelas: Pemerintah desa atau kecamatan harus punya hotline atau posko pengaduan yang responsif, bukan cuma formalitas. Warga harus tahu kemana mereka harus bersuara dan memastikan laporan mereka ditindaklanjuti.
Perhatian dari Anggota Dewan: Para anggota DPRD Kabupaten, Provinsi, bahkan RI yang Dapil-nya di sini, harusnya turun langsung, dengerin keluhan warga, dan gunakan wewenang mereka untuk menekan eksekutif agar masalah ini diselesaikan. Ini bukti pengabdian nyata, bukan cuma janji politik.
Kisah di Sepatan Tengah ini jadi tamparan keras buat kita semua. Bahwa di balik megahnya pembangunan, masih ada sudut-sudut kecil yang terabaikan, dan suara mereka yang "kecil" itu seringkali gak terdengar. Saatnya pemerintah dan wakil rakyat bener-bener "turun ke bawah" lagi, gak cuma pas musim pemilu! *Aman*
Mau Bisnis Kalian Makin Cuan dan Dilihat Banyak Orang?
Pasang iklan di media kami! Dengan jangkauan luas dan gaya bahasa yang relate sama Gen Z, brand kalian bakal stand out! Langsung hubungi tim marketing kami yang super responsif:
+62895405768564 atau langsung klik aja link ini biar auto terhubung: https://wa.me/62895405768564!
Jangan sampai ketinggalan opportunity emas ini!
Posting Komentar