Di Tulis Oleh : Dr.Herdi Wisman Jaya,CT.,S.Pd.,M.H ( Guru, Dosen, Peneliti,Akademisi )


Tangsel - Komitmen kerja guru di SMK Sasmita Jaya 2 Pamulang merupakan faktor penentu utama kualitas pendidikan vokasi. Guru di SMK ini berperan ganda, yakni sebagai pengajar teknis yang memastikan kesiapan keterampilan, sekaligus sebagai pembimbing karakter yang membentuk etos kerja dan sikap profesional siswa. Komitmen ini tercermin dari kesediaan guru untuk mempersiapkan bahan ajar berbasis kebutuhan industri, membimbing praktik kerja, dan mendampingi lulusan agar siap menghadapi dunia kerja.

Sebagai institusi vokasi yang aktif mendukung kompetensi kerja, SMK Sasmita Jaya 2 menuntut guru menunjukkan tingkat profesionalisme yang konsisten. Kebijakan nasional terbaru, seperti Permendikbudristek Nomor 19 Tahun 2024 tentang Pendidikan Profesi Guru dan Permendikbudristek Nomor 67 Tahun 2024 tentang Penguatan Kompetensi Guru melalui Organisasi Profesi, mendorong peningkatan komitmen profesional guru. Guru diharapkan tidak hanya mengasah kompetensi pedagogik dan profesional, tetapi juga sosial dan kepribadian, sehingga membutuhkan alokasi waktu dan upaya yang signifikan.

Lingkungan Sekolah yang Mendukung Adaptasi Komitmen

Kualitas komitmen guru sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah yang komunikatif dan suportif, dukungan sistem penghargaan berbasis kinerja, serta fasilitas praktik yang memadai memotivasi guru untuk berinvestasi lebih dalam kualitas pengajaran. Sebaliknya, hambatan seperti birokrasi yang kompleks, beban administrasi yang berlebihan, dan keterbatasan sarana praktik dapat menurunkan motivasi dan komitmen profesional.

Dimensi Komitmen Guru yang Multidimensional Komitmen guru di SMK Sasmita Jaya 2 terlihat dari tiga dimensi utama:

·     Afektif: ikatan emosional pada profesi, sering muncul saat guru melihat langsung keberhasilan siswa terserap dunia kerja.

·         Normatif: rasa tanggung jawab moral mendalam untuk membentuk kompetensi kerja siswa.

·         Berkeberlanjutan: keinginan untuk bertahan dalam profesi yang dipengaruhi oleh kesejahteraan dan prospek karier.


Pendekatan Strategis untuk Meningkatkan Komitmen


Penelitian vokasi menunjukkan keefektifan program yang menghubungkan sekolah dengan industri, seperti teaching factory dan magang terstruktur, dalam memperkuat komitmen guru. Keterlibatan aktif dalam kolaborasi industri mendorong guru memperbarui kompetensi teknis dan metode pembelajaran agar selalu relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

Penguatan kompetensi profesional melalui pelatihan berkelanjutan, pendidikan profesi guru (PPG), kursus industri, dan workshop sangat berkontribusi terhadap motivasi guru. Dukungan berupa sertifikasi dan insentif karier meningkatkan motivasi intrinsik dan berdampak positif pada kualitas proses pembelajaran.

Peran Kepemimpinan Sekolah sebagai Penggerak Komitmen

Kepemimpinan kepala sekolah yang mampu membangun iklim organisasi positif, memberikan umpan balik konstruktif, dan memfasilitasi kolaborasi antar guru terbukti memperkuat komitmen kerja. Gaya kepemimpinan suportif sangat penting terutama dalam lingkungan SMK yang menuntut kerja tim lintas keahlian.

 

Mengatasi Tantangan Praktis

Beban administrasi yang tinggi, ketidaksesuaian kurikulum dengan kebutuhan industri lokal, dan keterbatasan insentif finansial menjadi tantangan nyata. Oleh karena itu, kebijakan yang pragmatis dibutuhkan, termasuk menyederhanakan tugas administratif, menyelaraskan kurikulum dengan pasar kerja lokal, serta menyediakan kompensasi non-finansial seperti pengakuan, peluang riset, dan beasiswa pelatihan untuk meningkatkan kepuasan dan daya tahan komitmen guru.

Rekomendasi Program Peningkatan Komitmen Guru 2025

1.      Memperkuat kemitraan strategis dengan industri dan program teaching factory.

2.      Memperluas akses guru pada pelatihan PPG dan pengembangan kompetensi teknologi baru.

3.      Mengembangkan sistem penghargaan berbasis prestasi dan inovasi pembelajaran.

4.      Mendorong budaya profesional melalui komunitas belajar guru, seperti PLPG internal dan lesson study.

5.      Memperhatikan kesejahteraan guru sebagai bagian utama dari strategi retensi tenaga pendidik.

Dengan dukungan kebijakan nasional yang sejalan dan implementasi praktik sekolah yang tepat, SMK Sasmita Jaya 2 dapat memastikan komitmen guru tetap tinggi, sehingga melahirkan lulusan vokasi yang kompeten dan siap bersaing di dunia kerja.

Sumber Referensi:

Permendikbudristek Nomor 19 Tahun 2024 tentang Pendidikan Profesi Guru. Direktorat Pendidikan Profesi Guru. 2024–2025.

 Permendikbudristek Nomor 67 Tahun 2024 tentang Penguatan Kompetensi Guru melalui Organisasi Profesi. Kementerian Pendidikan. 2024.

 Rustomo, R. (2024). Teacher Commitment and Learning Quality: Encouraging Teaching Factory at Bekasi Islamic Private Vocational School. (Artikel/Prosiding). Menunjukkan hubungan positif antara program teaching factory dan komitmen guru.

(2024). Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komitmen Kerja Guru di SMK — JEAL (Jurnal Pendidikan). Menemukan korelasi kepemimpinan suportif dengan peningkatan komitmen kerja guru.

 Heryanto, I. (2024). Intrinsic Motivation and Rewards on Affective Commitment — studi pada guru SMK di Bandung. Jurnal terkait motivasi intrinsik dan komitmen afektif. (Aman)

 

 

 

 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama